Welcome, Selamat Datang, Sugeng Rawuh

Sunday, May 26, 2013

Dear Diary

Dear Diary...

Aku Ana Wati,
Teman - temanku biasa memanggil Ana Saja...
Aku juga bingung kenapa orang tua ku menambahkan kata Wati setelah Ana,
Padahal jelas - jelas aku lahir di Bandung.
Tapi akhirnya aku tahu nama wati berasal...

Nama Wati adalah pemberian kakekku,
Kenapa dia memberikan nama wati? apa motif dibalik itu semua? ada apa dengan kakekku?
Mau tau jawabannya?
Eh mau tau aja atau mau tau banget? hehehe

Nah, kakek ku itu dulu suka banget dengan penari  Jaipong Namanya Watinah. Sehingga karena ngefans bgt, beliau minta orang tuaku untuk menambahkan kata Wati.
Yah, aku sih engga masalah ya.
Yang penting kan aku imut - imut. Nama apapun pasti cocok...

Diary, Kau akan menjadi bagian dari hidupku mulai saat ini karena kau adalah pemberian orang yang sangat aku cintai...
Orang yang pada hari ini menyatakan cintanya padaku,
Orang yang setelah sekian lama aku kagumi.

Aku senang sekali... Senang... Bahagia...
Aku tidak pernah merasa sebahagia ini....

Namanya Purna...
Dia tinggi, rambut disisir kebelakang, badannya tegap, ada kumis tipis...
dan juga sangat sangat sangat baik....

Mas purna adalah adalah pengusaha properti yang sangat sukses di Jakarta.
Pokoknya dia adalah pria idaman banyak wanita...

Aku tidak sabar untuk bertemu dengannya besok...




Dear Diary...

Hari ini ada kejadian yang membuatku kaget...
Aku shock sekali,
Aku tidak menyangka sama sekali, Basya, sahabatku sejak SMA, menembakku di kampus...
Kenapa dia mesti menembakku sih?
di depan anak anak pula?

Sepertinya aku juga kelewatan... Sepertinya aku terlalu kasar menolaknya tadi,
Padahal dia sahabatku, dia adalah teman yang selalu mendampingiku kemanapun aku pergi selama ini.
Kenapa sih, aku bilang aku engga mau lagi jadi temannya?
Kenapa aku sampai bilang seperti itu?
Padahal dia hanya menyatakan perasaan yang selama ini dipendamnya...

Tapi aku memang engga mencintaimu Basya, kamu hanya aku anggap sebagai kakakku saja, tidak lebih....

Setelah kejadian itu,
Aku pergi meninggalkan Basya,
Aku menelpon mas Purna, untungnya dia tidak sibuk. Jadi dia menjemputku di kampus dan mengajakku makan di Mall Pondok Jaya.

Aku menceritakan semuanya yang aku alami kepada mas Purna,
Dia menatapku...
Dia hanya menyesalkan apa yang telah aku perbuat kepada Basya,
Ya... mas Purna menyesalkannya.

Sehabis makan malam, mungkin mas Purna masih kecewa sama aku,
Dia hanya mengantarku sampai depan rumah dan engga mau masuk ke rumah...
Yah, apa boleh buat.

Aku langsung disambut dengan tampang jutek dan marahnya si mimy sewaktu memasuki rumah. Belum sempat aku duduk di kursi,
Si Mimy, sahabat dekatku marah - marah atas sikapku tadi siang pada Basya...

Mimy tidak menyangka aku bisa berbuat seperti itu,
Akupun juga Mi,
Asal kamu tau Mi, akupun antara sadar dan tidak sadar telah memperlakukan Basya seperti itu...

Mimy sangat marah padaku tadi,
mukanya merah padam,
omongan yang terlontar semuanya kasar...
Dia sempat memaki maki ku sebelum pergi meninggalkan rumahku...

Aku pasti akan menemui Basya untuk meminta maaf... Pasti...



Dear Diary...

Beberapa hari belakangan ini hidupku sangat aneh...
Kacau...
Aku sama sekali tidak bisa menjelaskan dengan logika ku...

Dua hari yang lalu aku pergi ke rumah Basya untuk meminta maaf...
Aku pergi ke rumahnya sekitar jam 7. malam...
Sendirian,
Aku tidak mau mas Purna menemaniku, karena aku bertekad, biar aku yang menyelesaikan semuanya sendiri...

Aku mengetuk pintu rumahnya...
Tidak ada jawaban...
lampu dirumahnya pun mati...
sepertinya memang tidak ada orang di rumah...

Aku mencoba mengintip ke dalam rumahnya sesekali melalui jendela kaca,
tapi... gelap...
tidak terlihat apapun...

Yang membuat aku tersentak kaget adalah,
Mimy berada di pinggir jalan depan rumah Basya, dan memanggil namaku dengan suara yang cukup keras,
masih dengan nada marah dengan berkacak pinggang...

Dia menghampiriku dan berteriak...
"Puas kamu Ana, Puas kamu telah membuat Basya pergi dari rumah? Kamu memperlakukannya seperti pengemis! padahal dia sayang sama kamu! padahal dia setia sama kamu! Kenapa kamu engga bisa sadar sih? dimana otakmu? dia selalu menunggu waktu yang pas buat menyatakan cintanya padamu!
Dia kurang apa? Dia juga kaya, tidak kalah kaya dengan pacar barumu itu!
sampai sampai dia tidak menerima cinta yang lain dari siapapun?"

Aku masih ingat setiap detail kata kata yang terlontar dari mulut mimy... Tapi aku tidak bisa mencerna semua. Aku masih bingung apa maksud kata katanya.
Cinta yang lain?

Selepas kata terakhirnya, mimy tetap menatapku dengan tatapan yang sangat menusuk hati,
Lalu dia pergi meninggalkanku...

Aku pulang menaiki taksi,
disinilah kejadian aneh itu mulai muncul...
Aku sama sekali tidak bisa melihat wajah supir taksi yang memakai topi hitam itu,
suara dan perangainya juga sangat datar... dingin...
Dia tidak menoleh sama sekali kearahku sekalipun waktu aku membayar uang ketika aku mau turun...
engga sengaja aku juga sedikit menyentuh tangannya...
Dingin... sangat dingin...
Aku bergidik...

Dan, akupun turun dari taksi,
Tapi... aku tidak berada di depan rumahku...
Aneh...
Aku tidak sadar kemana aku dibawa,
padahal aku terjaga.

Aku berdiri di depan pagar rumah seseorang,
rumah yang besar sekali...
Rumah ini seperti tidak ditempati selama beberapa tahun...
sangat megah, dengan pilar pilar yang sangat besar...
Bercat putih, tapi sudah mulai luntur...
tidak ada cahaya di dalam rumah...
Cahaya lampu yang ada hanya di halaman depan rumah saja.
ada satu pohon beringin besar dihalaman rumah tersebut...

Aku tidak tahu kenapa, kakiku melangkah dengan sendirinya...
Membuka pintu pagar dan melewati halaman rumah tersebut...

Aku berjalan lurus melewati halaman...
Aku berjalan dengan mengabaikan pohon beringin itu,
pohon itu benar benar menyeramkan, serabut serabut akarnya bergelantungan sangat banyak...

Suara tertawa itu mengagetkanku,
Suaranya terdengar samar... seperti jauh sekali...
Dugaanku benar, sewaktu aku menoleh ke pohon beringin itu...
Ada sesosok kuntilanak duduk di dahan pohon beringin itu...
Dia menyeringai sangat lebar...
Mulutnya sobek sampai mendekati telinga...
Matanya putih...
Rambutnya panjang... lebih panjang dari akar serabut pohon beringin...
Rambutnya hampir menyentuh tanah...
Kukunya sangat hitam dan panjang....
Di lehernya seperti ada bekas gorokan...
darah mengalir melewati batang pohon beringin itu...

Aku terdiam beberapa detik...
Aku shock...
Bodohnya aku, aku malah lari memasuki rumah itu yang akupun tidak tahu kapan pintu rumah sudah terbuka...

Aku lega...
Di dalam rumah, lampu lampu sudah menyala....
terang...
Aku bisa melihat seluruh isi rumah...
Aku menutup pintu rumah itu, dan mencoba memanggil penghuni rumah...
Aku mengucapkan permisi permisi beberapa kali,
tapi tidak ada yang menjawab.

Aku masih tidak berani untuk keluar rumah...
dengan melangkah sedikit demi sedikit, aku lebih masuk ke dalam ruangan itu...
Ada ruangan makan dengan meja makan berbentuk empat persegi panjang....
terdapat sebuah lilin di tengah meja. lilin lilin panjang itu dialasi sebuah alas yang sangat unik dan terbuat dari emas..

Mereka semua sedang khusyuk menikmati makanan ternyata...
Aku dengan santainya mendekat...
Dan aku melihat kejadian yang membuatku mual,
semua yang makan ditempat itu bukan manusia...

Ada empat makhluk yang duduk dikursi itu...
Aku masih ingat dengan jelas kesemuanya...

Dua makhluk berbentuk anak kecil, rambut gondrong dan berantakan.... mereka tidak memakai baju... keduanya kembar... bahkan dengan luka bekas bacokan sabit ditengah mukanya.... dari atas kepala sampai dagu...
Sobek... darah keluar menetes ke bawah....

Satu makhluk lainnya adalah wanita... memakai pakaian putih panjang, aku tidak bisa mendeskripsikan wajahnya karena dia membelakangiku....

Yang terakhir adalah laki laki, aku rasa dia kepala keluarganya...
Wajahnya... tidak ada...
kulit wajahnya seperti disobek... urat - uratnya kelihatan semua...

Aku hanya terdiam dan tidak bisa bergerak....
Aku masih bisa melihat mereka semua makan dengan lahapnya.

Anak anak itu berebut paha...
paha manusia mulai dari atas sampai kelihatan jari kakinya...
Mereka makan manusia...

Ibu nya mengangkat badan manusia itu dengan kedua tangannya... Usus menyembul kemana mana...
Badan itu sudah terbuka,
Aku bisa melihat jantung, hati, dan semua organnya...

Tiba - tiba,
sesuatu melayang kearahku....

Aku masih bisa melihat,'itu kepala manusia yang melayang...
kepala yang penuh darah dan mata sudah tidak ada ditempatnya itu, tepat mengenai mukaku sebelum aku pingsan...

Esoknya yang membuatku bingung adalah...
Aku terbangun persis didepan pintu rumahku...

Aku bingung? Bingung sekali?
Apakah kejadian malam itu hanya mimpi? apakah memang terjadi?
kalau mimpi, kenapa aku tidak berada dalam rumah?
kejadian malam itu sangat nyata sekali....

Aku ingin teriak... aku berpikir siang malam akan kejadian aneh itu....



Dear Diary...

Aku sudah menceritakan semua kejadian aneh yang aku alami kepada mas Purna malam itu,
Aku menceritakannya saat makan malam di sebuah restoran di Jakarta,
Dia melongo, seakan tak percaya,
Dia diam sepanjang ceritaku...

Aku tidak tahu kenapa, tiba tiba sikap mas Purna aneh setelah aku menceritakan setiap detail peristiwa yang aku alami...
Sekali kali, dia hanya mengatakan kata kata diplomatis saja,
kata kata yang hanya bisa menenangkan anak kecil untuk berhenti menangis...
Dia juga memegang keningku,
sepertinya memastikan aku tidak sakit waktu itu,
memastikan aku baik baik saja, tidak panas dan normal...
Tapi sikapnya benar benar aneh,
dingin... Iya sikapnya menjadi dingin...

Sepanjang perjalanan pulangpun dia tidak berkata apa - apa,
dia seperti berpikir keras...

Dia hanya mengucapkan selamat malam waktu aku turun dari mobilnya...
Dan tanpa babibu lagi, dia langsung tancap gas menjalankan mobilnya menjauhi rumahku...

Keesokan harinya,
Aku berencana pergi ke rumah mimy untuk berbicara baik - baik dengannya mengenai Basya,
Aku rasa Mimy dan Basya pun bertindak sangat aneh  setelah kejadian penembakan di kampus waktu itu...

Ya, aku bertekad berbicara dengan kepala dingin dan tanpa emosi...

Aku datang ke rumah Mimy sore itu, setelah selesai kuliah.
Aku juga tidak melihat mimy masuk kuliah hari itu.

Pembantunya yang membukakan pintu,
Aku memasuki rumahnya dan duduk di ruang tamu,

Pembantunya meminta izin aku untuk pergi mengambil sesuatu, titipan dari mimy katanya.
secara kebetulan aku melihat beberapa majalah dengan gambar - gambar aneh dibawah kolong meja ruang tamu,
aku pun mengambilnya.
Majalah misteri? spiritual? Jin setan? Santet? Teluh? Pelet cinta?
Apa apaan dengan judul majalah majalah ini?
Aku tidak tahu mimy mempunyai hobi membaca majalah majalah aneh ini.

Aku membuka salah satu majalah itu,
dan diakhir halaman aku menemukan beberapa kalimat yang sengaja dilingkari,
bertuliskan
Dukun Ki Jambrong, ahli dalam segala hal gaib
yang beralamat di suatu daerah di Bandung...

Belum habis rasa heranku, pembantu mimy datang dengan membawa amplop putih.
Di depan amplop itu bertuliskan...
"Kepada Ana, Seseorang yang sangat aku benci"

Aku melihatnya dengan perasaan yang sangat tidak enak. Aku tidak mau membuka amplop yang aku pegang saat ini.
Aku takut kalau isi amplop ini adalah cacian dan sumpah serapah mimy untukmu, yang akan membuatku menjadi semakin merasa bersalah...

Aku meminta izin kepada pembantunya untuk pamit meninggalkan rumah,
Pembantunya yang sudah tua itu, hanya berpesan Hati hati ya nak... dengan muka yang mengguratkan rasa khawatir....

Sebelum pulang aku meminta izin untuk membawa salah satu majalah yang dilingkari itu,
aku berpikir mungkin itu adalah suatu alamat penting...

Aku tidak langsung pulang ke rumah...
Aku berhenti di suatu taman yang banyak pohon -pohon besar disana,
aku ingin menjernihkan pikiranku...

Aku membaca isi majalah yang aku bawa dari rumah mimy dan aku tersadar,
dihalaman paling depan ada sebuah tulisan tangan
"Ana, aku akan selalu mencintaimu"
Aku tahu tulisan itu, aku tahu tulisan tangan itu yang tidak lain adalah tulisan tangan Basya...

Aku merenung dan sekali kali membaca isi majalah sampai malam menjelang...
Aku tidak mau pergi kemana mana karena aku sangat bingung waktu itu,
semua orang yang aku sayangi tidak ada disampingku saat aku seperti ini,
Mas Purna, Basya, Mimy... mereka tidak ada di sampingku...

Aku tidak sadar, ternyata ada seseorang yang sudah duduk disebelahku....
Dia sangat cantik...
Rambutnya panjang, hidungnya mancung,
kulitnya sangat putih dan mulus...
Saat aku menoleh padanya,
dia tersenyum padaku.

cuma satu kata yang dia lontarkan sebelum berdiri dan berjalan menjauhiku,
"Hati hati dik..."

tidak ada makna spesial dalam kata "hati-hati"
ya kata itu hanya kata biasa kok...
tapi aku menangkap makna sangat lain dalam suaranya...

Aku berjalan ke arah jalan raya, aku berencana pulang karena memang sudah gelap.
Sebelum pulang, aku membeli kerak telor pada orang kakek kakek yang berjualan dengan membawa pikulannya....
Aku juga melihat dua pembeli lain yang sudah makan kerak telor dengan lahapnya sambil berbincang - bincang...

Ada yang aneh dengan kerak telor yang diberikan padaku, setelah aku makan...
Banyak sekali dagingnya...
Padahal kerak telor tidak mungkin ada dagingnya...

Aku kaget bukan main, waktu aku melihat bapak itu memotong tangan kirinya kecil kecil dan di masukkan dalam adonan kerak telornya...
dia mengirisnya kecil - kecil, urat urat tangannya sangat terlihat jelas terpotong....

Aku muntah....

Aku melihat tukang kerak telor tadi...
dia tetap mengiris iris tangan kirinya...

Aku beteriak sekeras kerasnya...
Dua pembeli cantik itu menoleh kerahku dengan mengacungkan jari telunjuknya ke arah mulutnya...
"Hussstt jangan berisik" katanya bersamaan...

Tapi yang aku lihat bukan sudah berwujud manusia lagi....
dua duanya perutnya lubang...
Aku bisa melihat pemandangan didepanku melalui perutnya yang lubang...

Isi perutnya belatung... beberapa belatung ada yang berjatuhan ditanah... darah menetes sedikit demi sedikit... serabut serabut uratnya bergelantungan disekitar perutnya dengan darah merah pekat...

Aku berlari sekuat tenaga menuju jalan raya...
Hantu - hantu itu sepertinya juga mengikutiku...
Aku berlari dan memberhentikan sebuah taksi...

Setelah taksi berhenti... Aku mengurungkan niatku untuk masuk...
Aku tidak mau ada kejadian aneh yang menimpaku lagi di dalam taksi.
Aku menutup kembali pintu taksi dan  terus berlari kearah kerumunan orang banyak....

Aku semakin tidak mengerti dengan apa yang terjadi padaku...
Kenapa semua ini mesti terjadi kepadaku?

ditengah keramain orang - orang ini, aku terus berpikir...
Apakah semua ini ada kaitannya dengan Basya? Mimy? ataukah mas Purna juga?
Aku harus mendapatkan jawabannya secepatnya...


BERSAMBUNG


7 comments:

  1. Wah bersambung... Penasaran nih lanjutannya :p

    ReplyDelete
  2. Datang karena undangan ^_^. Ceritanya menarik..lanjutkan ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih sudah mampir dan memberi komen positif bgt bang. hehehe

      Delete
  3. go, ini teh cerita SAW campur roman campur horor gitu ya? pake iris2 bagian tubuh manusia
    Btw, aq ngakak baca nama2nya :P
    harusnya sebelumnya ditulisisn : nama tokoh dalam fiksi ini hanya rekaan belaka, tidak ada unsur ketidaksengajaan di dalamnya :P

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya dong. ini namanya cerita gado gado din :p
      trus, maunya sih ditulis gitu, tapi kok kenyataannya nama tokoh ada unsur kesengajaan dah sudah mendapat izin dari yang punya nama. hahaha

      Delete
    2. betul kah sdh dpt izin dr org ny....
      hehehehe

      Delete

Menerima segala komentar, saran, masukan dan apapun yang berkaitan dengan tulisan, Agar lebih bisa mengimprove isi dari tulisan...
Ayok... Ramai ramai pada komen ya, agar tetap bisa exist dan lebih semangat update.

Like and Comment Di sini