Welcome, Selamat Datang, Sugeng Rawuh

Friday, April 5, 2013

Terimakasih, karena selalu di sampingku Gita

Aku Nieko...
Kuliah di salah satu Universitas Negeri di Surabaya.

Oh iya sebelum bercerita lebih jauh, aku perkenalkan teman -temanku dan cewek spesial di hatiku (spesial, tapi ga pake telur lo ya, hehehe)...
Gita adalah pacarku, kita sudah jadian selama 2 tahun. Dia manis, rambut lurus sepunggung dan wajahnya putih. Teman - temanku banyak yang bilang, mungkin Gita lagi stress, kok mau - maunya jadian sama aku yang kata temenku, hitam dan dekil ini. Ah, itu bisa - bisanya mereka saja yang sirik...

Untuk lima sahabat dekatku ini, Samsul, Akmal, Takim, Ria dan Ita... Aku rasa tidak panting untuk diceritakan detailnya karena dari segi muka, yah, gitu gitu aja deh. standart muka orang lah ya. hehehe

Kejadian itu terjadi beberapa bulan yang lalu ketika kami ber tujuh sedang mengadakan survey lokasi kegiatan outbond untuk mahasiswa baru di jurusan kami...
Gara -gara kejadian yang sangat mengerikan yang hampir merenggut nyawaku di sana, sekarang aku sedang mengambil cuti kuliah.

Pada waktu itu kami pergi ke Coban Rais,
Tempat wisata air terjun yang terletak di daerah Batu Malang...

Perjalanan yang kami lalui sangatlah sulit.
Untuk menuju Coban Rais,.
Kami dituntut kehati-hatian dan tenaga ekstra.
Ya, kami harus melewati aliran sungai dan menembus perbukitan yang tajam dan berkelok...
Jalan setapak menuju lokasi juga amat sempit, licin dan curam.
Di kiri dan kanan jalan setapak yang lumayan panjang itu dikelilingi jurang.
Kami harus berpegangan dahan dan rumput liar yang tumbuh begitu melintasinya.

Motto dalam hidupku adalah sesuatu yang berharga akan didapat apabila kita telah melewati sesuatu yang sulit dulu. Oleh karena itu, aku mau, mahasiswa baru yang akan mengikuti outbond harus mempunyai mental yang sangat kuat dengan tempat outbond yang begitu menantang.

Setelah sampai di lokasi air terjunnya.
Kami beristirahat sejenak sembari melihat keindahan alam yang begitu luar biasanya yang diciptakan oleh Tuhan.
Air terjunnya begitu indah. cipratan - cipratan air dari atas, membuat tubuh kami terasa segar kembali, setelah perjalanan yang cukup melelahkan. Ditambah lagi suasana sekitar air terjun yang masih sangat asri.
Di kiri kanan kami, nampak pepohonan yang sangat besar dan rindang.
Air yang mengalir melewati bebatuan - bebatuan pun, menambah segarnya pemandangan ini.

Kami pun langsung saja lompat ke air yang ternayata tidak begitu dalam itu, untuk mandi...
Kami semua mandi kecuali cewek - ceweknya saja. Mereka hanya mencelupkan kakinya ke dalam air sambil duduk diatas bebatuan.

Tanpa terasa, waktupun seperti berlalu begitu cepatnya...
Iya guys, tidak terasa sudah hampir mendekati jam 5 sore.
Kami keenakan bermain air sampai lupa waktu.
Ditambah lagi, kami berangkat dari surabaya terlalu siang.
Mau tidak mau kami harus pulang, karena kami tidak ada persiapan untuk berkemah malam itu.

Selama perjalanan pulang kami, awan gelap sudah berada diatas kami mempertandakan akan datangnya hujan yang sangat lebat.

Rintik rintik hujan pun jatuh ke atas bumi, dan semakin lama semakin derasnya.
Untungnya kami menemukan sebuah gubuk tua untuk berteduh.
Gubuk itu hanya berukuran kecil. Terbuat dari bambu - bambu yang sudah sangat tua dan atapnya hanyalah jerami.
Mungkin gubuk itu, juga digunakan sebagai tempat peristirahatan orang - orang yang berkunjung disini.

Setelah berada di dalam gubuk,
Tak sengaja mata kami pun melihat ada makanan di dalamnya.
Makanannya komplit. Ada nasi kuning, beberapa butir telur, ada sambal goreng. Tidak hanya itu,
Kami juga menemukan 2 bungkus rokok dan kopi.

Kata si Akmal sih, itu kemungkinan adalah sesajen yang diberikan orang - orang kampung untuk penghuni "lain", di daerah air terjun ini.
Karena denger - denger gosip juga, banyak penghuni lain sebangsa jin yang tinggal di sini...

Aku percaya dengan bangsa jin ataupun makhluk - makhluk lain di dunia ini. dan aku pun percaya, kalau kita tidak mengganggu mereka, mereka pun tidak mengganggu kita.
Seperti yang di bilang temenku waktu itu si bram kalau sebenarnya makhluk - makhluk sebangsa jin itu,
tidak mau dilihat oleh kita...

Pembahasan jin memang sangat rumit...

Yang pasti, ada makanan enak di depan kami,
dan aku rasa, mereka tidak akan mau memakan makanan yang disediakan oleh manusia...

Tapi itu hanya asumsiku sendiri,
semua teman-temanku memiliki kepercayaan yang lain sehingga mereka tidak mau memakannya....

Hujan tidak kunjung berhenti, malahan bertambah deras.
Kami tidak akan bisa pulang dengan kondisi yang seperti ini. Karena jalan pulang dan jalan masuk merupakan satu jalan yang sama. Dengan kondisi hujan yang seperti ini pastilah jalan akan sangat licin dan itu akan sangat berbahaya.
Ditambah lagi, dengan keadaan yang sudah gelap.

Kami pun bimbang waktu itu. Apakah kami harus pulang dengan keadaan yang sangat berbahaya ini, ataukah kami harus bermalam di gubuk ini? Padahal kami tidak membawa baju ganti.

Kami ber tujuh sangat bingung waktu itu.
Tapi akhirnya diputuskanlah kita harus tetap berada di gubuk ini, sampai besok pagi. Karena kondisi inilah yang paling mempunyai sedikit resiko...

Tapi Keputusan kami ternyata Salah....

Dingin... Ya, dingin sekali...
Kami baru tersadar, kami berada di daerah pegungungan dimana, pada waktu malam hari, suhu udara akan sangat dingin sekali.... Ditambah lagi, hujan juga belum berhenti...

Kami juga tidak bisa mengumpulkan kayu bakar karena semua kayu basah terkena hujan yang sangat deras.

Kondisi kami sangat mengenaskan waktu itu, muka kami semua pucat pasi dengan bibir sangat kering karena kedinginan.
Cahaya yang ada di dalam gubuk hanyalah cahaya dari Hand phone masing - masing yang tidak berguna karena tidak adanya signal...

Kami hanya bisa duduk di dalam gubuk dan saling berdekatan...

Dan kejadian aneh pun tiba - tiba muncul...

Hujan yang tidak berhenti semenjak tadi sore, sekarang sudah mulai reda. Tapi kabut masih menyelimuti daerah Coban Rais ini.

Sayup - sayup kami semua mendengar suara orang berteriak - teriak dan suara tembakan.
Iya, kami semua jelas mendengar suara tembakan - tembakan itu.

Kami menyadari, ada sesuatu yang ganjil,
Oleh karena itu kami memutuskan tetap berdiam diri di gubuk itu sambil menutup mata...
Tidak lama kemudian, suasana kembali hening.

Kemudian, kami mendengar lagi suara teriakan.
Teriakannya lebih kearah kesakitan. Sepertinya ada suara orang di siksa. tidak hanya satu orang, melainkan banyak orang.
Teriakan ibu - ibu, anak - anak yang menangispun, kami dengar.
Sangat menyayat hati....
Mereka seperti dicambuk, dan dianiaya tanpa belas kasihan...

Telinga kami semua tidak kuat mendengar jeritan dan teriakan yang sangat memilukan yang belum pernah kami dengar selama ini...

Sampai kamipun memberanikan diri untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi....

Sesampainya ditempat itu, kami sangat kaget...
Benar -benar banyak penyiksaan yang terjadi kepada para wanita dan anak - anak kecil di tempat itu.
Yang membuat kami lebih kaget adalah ketika kami mengetahui siapa yang menyiksa mereka...
Kami sangat kaget...
Orang - orang itu memakai seragam dan topi yang dengan simbol bendara jepang...

Kami semua sama - sama bingung...
Kami di sana antar sadar dan tidak sadar...
Kami sangat ingin menolong orang -orang yang disiksa itu, tapi di batin kami pun juga berteriak,
ini adalah kejadian yang sangat ganjil.

Tiba -tiba,
salah satu ibu yang disiksa itu, menoleh ke arah kami...
Matanya penuh darah...

Dia berteriak.
"Kenapa Kalian diam saja di sana, kenapa tidak menolong kami disini!!!!"
Begitu kencang dan mengerikannya teriakan ibu itu. Sampai membuat kami lari tunggang langgang dan terpisah...

Iya, kami terpisah.
Yang aku ingat adalah, aku hanya bersama Gita saja waktu itu.

Aku tidak tahu, kemana larinya teman - teman ku yang lainnya.

Aku dan gita berhenti sejenak setalah melihat keadaan aman. Kami berhenti di suatu tempat. Dan Aku rasa belum pernah melewati tempat ini sebelumnya.
Gita juga kelihatan kelelahan. Wajahnya terlihat pucat. Dia pasti sangat ketakutan dengan kejadian tadi.

Dengan nafas yang ngos ngosan, Aku masih ingat apa yang dikatannya.
"Nieko, apapun yang terjadi kita harus tetap bersama. Kita harus saling menjaga"

Aku bertekad akan melindungi gadis yang sangat aku sayangi ini dengan sekuat tenaga.

Setelah itu,
Aku tidak tahu kenapa mataku tiba - tiba buram...
Aku tidak bisa melihat apa - apa, kecuali wajah gita yang semakin samar...
Dan aku juga melihat banyak sekali orang - orang berbadan tegap berdiri dibelakang gita.
Ya... Samar - samar aku melihat tentara jepang tadi berdiri dibelakang Gita, sambil menodongkan senapan ke arah kepala Gita.

Sedetik kemudian, Gita tidak ada!! Orang yang berada di depanku sekarang adalah Ibu yang berteriak kepada kami tadi. Matanya masih tetap mengeluarkan darah....

Akupun mundur kebelakang dan lari...
Aku tidak tahu kemana Gita, juga teman - temanku...

Sewaktu aku lari, Ibu yang matanya mengeluarkan darah tadi, tetap mengejarku...
Tapi, yang aku rasa aneh adalah Ibu itu memanggil namaku dengan suara yang sangat mirip gita.
Bahkah itu adalah suara Gita....

Dia terus megejarku...
Selanjutnya aku dengar dia berteriak, "Nieko, jangan lari ke arah sana, itu juaraaaanggg!!!"

Aku sadar, iya aku berlari ke arah jurang. Secepatnya aku berhenti. Tapi karena kondisi jalan yang licin, aku terpeleset dan hampir jatuh ke jurang.
Kurang sedikit lagi, aku pasti sudah jatuh...

Aku melihat, sekarang Ibu dan tentara jepang yang mengejarku sudah tidak ada lagi dan mataku sudah kembali normal lagi.
Aku bisa melihat dengan jelas sekarang.

Hal yang membuatku kaget saat itu adalah, Aku melihat Gita jatuh beberapa meter di depanku. Dengan posisi tengkurap...

Aku mendekatinya, dan aku sadar dia pingsan. Kepalanya jatuh membentur batu sehingga darah segar mengalir membasahi mukanya...

Aku bingung... Aku panik waktu itu...
Yang hanya bisa ku perbuat waktu itu adalah memperban kepala Gita dengan bajuku agar darah tidak terus mengalir...

Aku menggendongnya sambil berteriak meminta pertolongan...
Tapi sia - sia...
Tidak ada seorangpun yang datang menolong kami.
Aku sudah tidak kuat berjalan lagi...
Perutku juga sangat panas...
Aku rasa perutku terbakar.
Iya, dibakar dari dalam....
Aku merasa sangat kesakitan dan setelah itu, Aku tidak ingat apa - apa lagi...

Aku terbangun di RSUD Malang... Di sana aku melihat semua teman - temanku termasuk Gita yang juga menemaniku. Kata Akmal, aku ditemukan sudah dalam keadaan pingsan 10 hari yang lalu. Teman - temanku membawa ke rumah sakit ini bersama orang - orang kampung...

Setelah beberapa bulan rehat di rumahku sendiri, aku merasa sudah baikan.
Ditambah lagi dengan adanya Gita yang selalu ada di sisiku.
Gita yang sangat sayang kepadaku...

Tapi, semenjak kejadian itu, ada yang aneh dengan teman -teman dan juga keluargaku di rumah.

Mereka sering bilang untuk sabar dan mengikhlaskan Gita.
Mama juga ikutan aneh...
Masa Mama bilang mau mengajakku ke tahlilan 100 hariannya Gita...
Mereka aneh sekali. Emang Gita sudah meninggal, pakai acara tahlilan segala...
Padahal Gita selalu ada di sampingku dan menemaniku selama ini...
Bahkan sekarang,
Dia ada di sampingku...
Dan selalu tersenyum padaku....



SEKIAN...


Cerita ini adalah Fiktif.
Jangan lupa like dan komennya ya para pembaca tercinta...
Read More >>

Like and Comment Di sini