Welcome, Selamat Datang, Sugeng Rawuh

Sunday, May 26, 2013

Jalan - Jalan ke Fulong Beach

Fulong Beach

Fulong beach berlokasi di Fulong Village, Gongliao Twnship, New Taipei City, Bagian Timur Laut Taiwan.
Pasirnya disebut pasir emas dan sangat jarang di Taiwan.

Aku, mas Satria, mbak Reny, Titin, Kiki, dan rama berangkat jam 8.30 dari kampus NTUST.
Dari Taipei main Station kami menuju tempat stasiun kereta dan hanya dengan 75 NT kami bisa masuk kereta menggunakan easy card kami.

Lama perjalanan ke Fulong kurang lebih sekitar 80 menit.
Karena hari weekend jelas sekali kami tidak mendapatkan tempat duduk.
Itu tak jadi masalah.
Selama 80 menit, kami terus mengobrol, menggosip, dan ngebully. *Aku yg menjadi bahan bulian*
Dalam perjalanan yang penuh sesak seperti ini, yang penting kita ikhlas dan enjoy...
Kalau udah bawaannya cemberut melulu, siap siap kaki dan badan pada pegel

Akhirnya kami sampai di fulong. Yea...
Kebetulan antara bulan mei sampai juni ada
International Sand Sculpture Festival,
Jadi pasir yang ada di sana, dibentuk tokoh tokoh komik dan movie karakter dari banyak negara...

Tinggal berjalan sekitar 300 meter kita akan berada dipintu masuk pantai.
Rata-rata tiket masuk adalah 100 NTD.
Tapi, kalau kita student kita hanya membayar 80 NTD saja.
Selanjutnya, Narsis Time.

Pemandangan dari atas jembatan penyeberangan menuju pantai


Tujuan utamaku ke sini One Piece. Yeah...

Berfoto dengan one piece

diurug pasir

bisa mandi di laut :D

Read More >>

Dear Diary

Dear Diary...

Aku Ana Wati,
Teman - temanku biasa memanggil Ana Saja...
Aku juga bingung kenapa orang tua ku menambahkan kata Wati setelah Ana,
Padahal jelas - jelas aku lahir di Bandung.
Tapi akhirnya aku tahu nama wati berasal...

Nama Wati adalah pemberian kakekku,
Kenapa dia memberikan nama wati? apa motif dibalik itu semua? ada apa dengan kakekku?
Mau tau jawabannya?
Eh mau tau aja atau mau tau banget? hehehe

Nah, kakek ku itu dulu suka banget dengan penari  Jaipong Namanya Watinah. Sehingga karena ngefans bgt, beliau minta orang tuaku untuk menambahkan kata Wati.
Yah, aku sih engga masalah ya.
Yang penting kan aku imut - imut. Nama apapun pasti cocok...

Diary, Kau akan menjadi bagian dari hidupku mulai saat ini karena kau adalah pemberian orang yang sangat aku cintai...
Orang yang pada hari ini menyatakan cintanya padaku,
Orang yang setelah sekian lama aku kagumi.

Aku senang sekali... Senang... Bahagia...
Aku tidak pernah merasa sebahagia ini....

Namanya Purna...
Dia tinggi, rambut disisir kebelakang, badannya tegap, ada kumis tipis...
dan juga sangat sangat sangat baik....

Mas purna adalah adalah pengusaha properti yang sangat sukses di Jakarta.
Pokoknya dia adalah pria idaman banyak wanita...

Aku tidak sabar untuk bertemu dengannya besok...




Dear Diary...

Hari ini ada kejadian yang membuatku kaget...
Aku shock sekali,
Aku tidak menyangka sama sekali, Basya, sahabatku sejak SMA, menembakku di kampus...
Kenapa dia mesti menembakku sih?
di depan anak anak pula?

Sepertinya aku juga kelewatan... Sepertinya aku terlalu kasar menolaknya tadi,
Padahal dia sahabatku, dia adalah teman yang selalu mendampingiku kemanapun aku pergi selama ini.
Kenapa sih, aku bilang aku engga mau lagi jadi temannya?
Kenapa aku sampai bilang seperti itu?
Padahal dia hanya menyatakan perasaan yang selama ini dipendamnya...

Tapi aku memang engga mencintaimu Basya, kamu hanya aku anggap sebagai kakakku saja, tidak lebih....

Setelah kejadian itu,
Aku pergi meninggalkan Basya,
Aku menelpon mas Purna, untungnya dia tidak sibuk. Jadi dia menjemputku di kampus dan mengajakku makan di Mall Pondok Jaya.

Aku menceritakan semuanya yang aku alami kepada mas Purna,
Dia menatapku...
Dia hanya menyesalkan apa yang telah aku perbuat kepada Basya,
Ya... mas Purna menyesalkannya.

Sehabis makan malam, mungkin mas Purna masih kecewa sama aku,
Dia hanya mengantarku sampai depan rumah dan engga mau masuk ke rumah...
Yah, apa boleh buat.

Aku langsung disambut dengan tampang jutek dan marahnya si mimy sewaktu memasuki rumah. Belum sempat aku duduk di kursi,
Si Mimy, sahabat dekatku marah - marah atas sikapku tadi siang pada Basya...

Mimy tidak menyangka aku bisa berbuat seperti itu,
Akupun juga Mi,
Asal kamu tau Mi, akupun antara sadar dan tidak sadar telah memperlakukan Basya seperti itu...

Mimy sangat marah padaku tadi,
mukanya merah padam,
omongan yang terlontar semuanya kasar...
Dia sempat memaki maki ku sebelum pergi meninggalkan rumahku...

Aku pasti akan menemui Basya untuk meminta maaf... Pasti...



Dear Diary...

Beberapa hari belakangan ini hidupku sangat aneh...
Kacau...
Aku sama sekali tidak bisa menjelaskan dengan logika ku...

Dua hari yang lalu aku pergi ke rumah Basya untuk meminta maaf...
Aku pergi ke rumahnya sekitar jam 7. malam...
Sendirian,
Aku tidak mau mas Purna menemaniku, karena aku bertekad, biar aku yang menyelesaikan semuanya sendiri...

Aku mengetuk pintu rumahnya...
Tidak ada jawaban...
lampu dirumahnya pun mati...
sepertinya memang tidak ada orang di rumah...

Aku mencoba mengintip ke dalam rumahnya sesekali melalui jendela kaca,
tapi... gelap...
tidak terlihat apapun...

Yang membuat aku tersentak kaget adalah,
Mimy berada di pinggir jalan depan rumah Basya, dan memanggil namaku dengan suara yang cukup keras,
masih dengan nada marah dengan berkacak pinggang...

Dia menghampiriku dan berteriak...
"Puas kamu Ana, Puas kamu telah membuat Basya pergi dari rumah? Kamu memperlakukannya seperti pengemis! padahal dia sayang sama kamu! padahal dia setia sama kamu! Kenapa kamu engga bisa sadar sih? dimana otakmu? dia selalu menunggu waktu yang pas buat menyatakan cintanya padamu!
Dia kurang apa? Dia juga kaya, tidak kalah kaya dengan pacar barumu itu!
sampai sampai dia tidak menerima cinta yang lain dari siapapun?"

Aku masih ingat setiap detail kata kata yang terlontar dari mulut mimy... Tapi aku tidak bisa mencerna semua. Aku masih bingung apa maksud kata katanya.
Cinta yang lain?

Selepas kata terakhirnya, mimy tetap menatapku dengan tatapan yang sangat menusuk hati,
Lalu dia pergi meninggalkanku...

Aku pulang menaiki taksi,
disinilah kejadian aneh itu mulai muncul...
Aku sama sekali tidak bisa melihat wajah supir taksi yang memakai topi hitam itu,
suara dan perangainya juga sangat datar... dingin...
Dia tidak menoleh sama sekali kearahku sekalipun waktu aku membayar uang ketika aku mau turun...
engga sengaja aku juga sedikit menyentuh tangannya...
Dingin... sangat dingin...
Aku bergidik...

Dan, akupun turun dari taksi,
Tapi... aku tidak berada di depan rumahku...
Aneh...
Aku tidak sadar kemana aku dibawa,
padahal aku terjaga.

Aku berdiri di depan pagar rumah seseorang,
rumah yang besar sekali...
Rumah ini seperti tidak ditempati selama beberapa tahun...
sangat megah, dengan pilar pilar yang sangat besar...
Bercat putih, tapi sudah mulai luntur...
tidak ada cahaya di dalam rumah...
Cahaya lampu yang ada hanya di halaman depan rumah saja.
ada satu pohon beringin besar dihalaman rumah tersebut...

Aku tidak tahu kenapa, kakiku melangkah dengan sendirinya...
Membuka pintu pagar dan melewati halaman rumah tersebut...

Aku berjalan lurus melewati halaman...
Aku berjalan dengan mengabaikan pohon beringin itu,
pohon itu benar benar menyeramkan, serabut serabut akarnya bergelantungan sangat banyak...

Suara tertawa itu mengagetkanku,
Suaranya terdengar samar... seperti jauh sekali...
Dugaanku benar, sewaktu aku menoleh ke pohon beringin itu...
Ada sesosok kuntilanak duduk di dahan pohon beringin itu...
Dia menyeringai sangat lebar...
Mulutnya sobek sampai mendekati telinga...
Matanya putih...
Rambutnya panjang... lebih panjang dari akar serabut pohon beringin...
Rambutnya hampir menyentuh tanah...
Kukunya sangat hitam dan panjang....
Di lehernya seperti ada bekas gorokan...
darah mengalir melewati batang pohon beringin itu...

Aku terdiam beberapa detik...
Aku shock...
Bodohnya aku, aku malah lari memasuki rumah itu yang akupun tidak tahu kapan pintu rumah sudah terbuka...

Aku lega...
Di dalam rumah, lampu lampu sudah menyala....
terang...
Aku bisa melihat seluruh isi rumah...
Aku menutup pintu rumah itu, dan mencoba memanggil penghuni rumah...
Aku mengucapkan permisi permisi beberapa kali,
tapi tidak ada yang menjawab.

Aku masih tidak berani untuk keluar rumah...
dengan melangkah sedikit demi sedikit, aku lebih masuk ke dalam ruangan itu...
Ada ruangan makan dengan meja makan berbentuk empat persegi panjang....
terdapat sebuah lilin di tengah meja. lilin lilin panjang itu dialasi sebuah alas yang sangat unik dan terbuat dari emas..

Mereka semua sedang khusyuk menikmati makanan ternyata...
Aku dengan santainya mendekat...
Dan aku melihat kejadian yang membuatku mual,
semua yang makan ditempat itu bukan manusia...

Ada empat makhluk yang duduk dikursi itu...
Aku masih ingat dengan jelas kesemuanya...

Dua makhluk berbentuk anak kecil, rambut gondrong dan berantakan.... mereka tidak memakai baju... keduanya kembar... bahkan dengan luka bekas bacokan sabit ditengah mukanya.... dari atas kepala sampai dagu...
Sobek... darah keluar menetes ke bawah....

Satu makhluk lainnya adalah wanita... memakai pakaian putih panjang, aku tidak bisa mendeskripsikan wajahnya karena dia membelakangiku....

Yang terakhir adalah laki laki, aku rasa dia kepala keluarganya...
Wajahnya... tidak ada...
kulit wajahnya seperti disobek... urat - uratnya kelihatan semua...

Aku hanya terdiam dan tidak bisa bergerak....
Aku masih bisa melihat mereka semua makan dengan lahapnya.

Anak anak itu berebut paha...
paha manusia mulai dari atas sampai kelihatan jari kakinya...
Mereka makan manusia...

Ibu nya mengangkat badan manusia itu dengan kedua tangannya... Usus menyembul kemana mana...
Badan itu sudah terbuka,
Aku bisa melihat jantung, hati, dan semua organnya...

Tiba - tiba,
sesuatu melayang kearahku....

Aku masih bisa melihat,'itu kepala manusia yang melayang...
kepala yang penuh darah dan mata sudah tidak ada ditempatnya itu, tepat mengenai mukaku sebelum aku pingsan...

Esoknya yang membuatku bingung adalah...
Aku terbangun persis didepan pintu rumahku...

Aku bingung? Bingung sekali?
Apakah kejadian malam itu hanya mimpi? apakah memang terjadi?
kalau mimpi, kenapa aku tidak berada dalam rumah?
kejadian malam itu sangat nyata sekali....

Aku ingin teriak... aku berpikir siang malam akan kejadian aneh itu....



Dear Diary...

Aku sudah menceritakan semua kejadian aneh yang aku alami kepada mas Purna malam itu,
Aku menceritakannya saat makan malam di sebuah restoran di Jakarta,
Dia melongo, seakan tak percaya,
Dia diam sepanjang ceritaku...

Aku tidak tahu kenapa, tiba tiba sikap mas Purna aneh setelah aku menceritakan setiap detail peristiwa yang aku alami...
Sekali kali, dia hanya mengatakan kata kata diplomatis saja,
kata kata yang hanya bisa menenangkan anak kecil untuk berhenti menangis...
Dia juga memegang keningku,
sepertinya memastikan aku tidak sakit waktu itu,
memastikan aku baik baik saja, tidak panas dan normal...
Tapi sikapnya benar benar aneh,
dingin... Iya sikapnya menjadi dingin...

Sepanjang perjalanan pulangpun dia tidak berkata apa - apa,
dia seperti berpikir keras...

Dia hanya mengucapkan selamat malam waktu aku turun dari mobilnya...
Dan tanpa babibu lagi, dia langsung tancap gas menjalankan mobilnya menjauhi rumahku...

Keesokan harinya,
Aku berencana pergi ke rumah mimy untuk berbicara baik - baik dengannya mengenai Basya,
Aku rasa Mimy dan Basya pun bertindak sangat aneh  setelah kejadian penembakan di kampus waktu itu...

Ya, aku bertekad berbicara dengan kepala dingin dan tanpa emosi...

Aku datang ke rumah Mimy sore itu, setelah selesai kuliah.
Aku juga tidak melihat mimy masuk kuliah hari itu.

Pembantunya yang membukakan pintu,
Aku memasuki rumahnya dan duduk di ruang tamu,

Pembantunya meminta izin aku untuk pergi mengambil sesuatu, titipan dari mimy katanya.
secara kebetulan aku melihat beberapa majalah dengan gambar - gambar aneh dibawah kolong meja ruang tamu,
aku pun mengambilnya.
Majalah misteri? spiritual? Jin setan? Santet? Teluh? Pelet cinta?
Apa apaan dengan judul majalah majalah ini?
Aku tidak tahu mimy mempunyai hobi membaca majalah majalah aneh ini.

Aku membuka salah satu majalah itu,
dan diakhir halaman aku menemukan beberapa kalimat yang sengaja dilingkari,
bertuliskan
Dukun Ki Jambrong, ahli dalam segala hal gaib
yang beralamat di suatu daerah di Bandung...

Belum habis rasa heranku, pembantu mimy datang dengan membawa amplop putih.
Di depan amplop itu bertuliskan...
"Kepada Ana, Seseorang yang sangat aku benci"

Aku melihatnya dengan perasaan yang sangat tidak enak. Aku tidak mau membuka amplop yang aku pegang saat ini.
Aku takut kalau isi amplop ini adalah cacian dan sumpah serapah mimy untukmu, yang akan membuatku menjadi semakin merasa bersalah...

Aku meminta izin kepada pembantunya untuk pamit meninggalkan rumah,
Pembantunya yang sudah tua itu, hanya berpesan Hati hati ya nak... dengan muka yang mengguratkan rasa khawatir....

Sebelum pulang aku meminta izin untuk membawa salah satu majalah yang dilingkari itu,
aku berpikir mungkin itu adalah suatu alamat penting...

Aku tidak langsung pulang ke rumah...
Aku berhenti di suatu taman yang banyak pohon -pohon besar disana,
aku ingin menjernihkan pikiranku...

Aku membaca isi majalah yang aku bawa dari rumah mimy dan aku tersadar,
dihalaman paling depan ada sebuah tulisan tangan
"Ana, aku akan selalu mencintaimu"
Aku tahu tulisan itu, aku tahu tulisan tangan itu yang tidak lain adalah tulisan tangan Basya...

Aku merenung dan sekali kali membaca isi majalah sampai malam menjelang...
Aku tidak mau pergi kemana mana karena aku sangat bingung waktu itu,
semua orang yang aku sayangi tidak ada disampingku saat aku seperti ini,
Mas Purna, Basya, Mimy... mereka tidak ada di sampingku...

Aku tidak sadar, ternyata ada seseorang yang sudah duduk disebelahku....
Dia sangat cantik...
Rambutnya panjang, hidungnya mancung,
kulitnya sangat putih dan mulus...
Saat aku menoleh padanya,
dia tersenyum padaku.

cuma satu kata yang dia lontarkan sebelum berdiri dan berjalan menjauhiku,
"Hati hati dik..."

tidak ada makna spesial dalam kata "hati-hati"
ya kata itu hanya kata biasa kok...
tapi aku menangkap makna sangat lain dalam suaranya...

Aku berjalan ke arah jalan raya, aku berencana pulang karena memang sudah gelap.
Sebelum pulang, aku membeli kerak telor pada orang kakek kakek yang berjualan dengan membawa pikulannya....
Aku juga melihat dua pembeli lain yang sudah makan kerak telor dengan lahapnya sambil berbincang - bincang...

Ada yang aneh dengan kerak telor yang diberikan padaku, setelah aku makan...
Banyak sekali dagingnya...
Padahal kerak telor tidak mungkin ada dagingnya...

Aku kaget bukan main, waktu aku melihat bapak itu memotong tangan kirinya kecil kecil dan di masukkan dalam adonan kerak telornya...
dia mengirisnya kecil - kecil, urat urat tangannya sangat terlihat jelas terpotong....

Aku muntah....

Aku melihat tukang kerak telor tadi...
dia tetap mengiris iris tangan kirinya...

Aku beteriak sekeras kerasnya...
Dua pembeli cantik itu menoleh kerahku dengan mengacungkan jari telunjuknya ke arah mulutnya...
"Hussstt jangan berisik" katanya bersamaan...

Tapi yang aku lihat bukan sudah berwujud manusia lagi....
dua duanya perutnya lubang...
Aku bisa melihat pemandangan didepanku melalui perutnya yang lubang...

Isi perutnya belatung... beberapa belatung ada yang berjatuhan ditanah... darah menetes sedikit demi sedikit... serabut serabut uratnya bergelantungan disekitar perutnya dengan darah merah pekat...

Aku berlari sekuat tenaga menuju jalan raya...
Hantu - hantu itu sepertinya juga mengikutiku...
Aku berlari dan memberhentikan sebuah taksi...

Setelah taksi berhenti... Aku mengurungkan niatku untuk masuk...
Aku tidak mau ada kejadian aneh yang menimpaku lagi di dalam taksi.
Aku menutup kembali pintu taksi dan  terus berlari kearah kerumunan orang banyak....

Aku semakin tidak mengerti dengan apa yang terjadi padaku...
Kenapa semua ini mesti terjadi kepadaku?

ditengah keramain orang - orang ini, aku terus berpikir...
Apakah semua ini ada kaitannya dengan Basya? Mimy? ataukah mas Purna juga?
Aku harus mendapatkan jawabannya secepatnya...


BERSAMBUNG


Read More >>

Saturday, May 18, 2013

Musibah atau Anugerah???

Musibah atau Anugerah???

Wibi adalah salah satu mahasiswa Indonesia yang melanjutkan S2 di luar negeri. Dia memilih salah satu universitas negeri di Taiwan sebagai sekolah tujuannya karena akreditasinya yang dinilai sangat bagus. Sudah satu tahun dia berada di Taiwan dan sudah jago pula ia berbicara mandarin. Dia memiliki dua teman klop, yang cewek namanya Dian dan yang cowok namanya Kiki. Dian ini sudah bekerja di salah satu perusahaan Indonesia yang bertempat di Taipei sedangkan Kiki masih sekolah S2 juga di tempat yang sama dengan Wibi.

Wibi ini bertubuh tinggi tegap dengan kumis tipis. Anaknya sangat iseng, suka ngebully orang, dan suka nggombalin orang, sedangkan kiki sebaliknya, anaknya pendiam, dengan wajah seperti nggak ada beban.
Sedangkan si Dian, gadis yang memakai jilbab, dan sangat baik hati.

Mereka sudah kenal lama sekali, jadi mereka sudah hafal sikap masing - masing. Kalau si Wibi lagi diem aja, berarti dia lagi bad mood atau kalau engga, dia lagi marah sama seseorang atau punya masalah - masalah yang belum selesai.
Si Dian dan Kiki, dua duanya adalah orang yang sangat jarang marah, jadi kalau dihitung perminggu skala marahnya berapa maka bisa dipastikaan mereka punya skala 1 dimana 1 = sangat sekali jarang marah, sampai dengan 7 = sangat suka sekali marah. Bisa dipastikaan mereka sangat sabar. Kalau si Wibi sudah engga usah ditanya, nilai dia = 7 *ini kenapa jadi kayak kuesioner aja ya, hehehe*

Satu lagi yang mesti kalian tahu dari Wibi. Dia sangat suka nonton film horor guys. Mulai dari Suzzana, Masih Dunia Lain, horor - horor luar negeri seperti Shutter, horor Jepang, horor Korea, USA, Inggris, Afrika Selatan, India, Suster ngesot, Pocong kesurupan, Kuntilanak minta kawin, Gendrowo goyang karawang, dll. Saking banyaknya butuh waktu 2 hari 2 malam buat ngelist daftar horor yang pernah ditonton, jadi engga aku sebutin semua ya disini. Semua genre horor tersebut pasti dia sudah hafal. Hobinya sudah sangat akut, kalau dia dalam sehari engga nonton film horor, dia seperti kecanduan guys. Iya dia pasti guling - guling di tanah, trus mencakar - cakar tanah, menggali tanah, habis itu boker di tanah, dan menimbun kembali bokernya dengan tanah *eh ini kucing apa manusia ya? hehehe*

Karena hobinya dengan yang berbau horor, makanya dia ingin sekali bisa melihat yang namanya HANTU, dia ingin sekali melihat langsung muka hantu. Asal tau aja ya guys, di Indonesia si Wibi ini pernah datang ke seorang dukun ternama yaitu Eyang Subur. Dia minta penglihatan agar bisa melihat dunia lain, makanya dia terapi beberapa kali ke Eyang Subur, Tapi akhirnya terapinya gagal, karena ditengah terapi Eyang subur terlibat konflik dengan Arya W, Jadi si Eyang sibuk ngurusin masalahnya sendiri, jadi si Wibi diterlantarkan begitu saja.

Si Wibi engga pantang menyerh guys, di Taipei pun dia mencoba mencari cara agar bisa lihat dunia lain. Dan akhirnya dia menemukan sebuah cara yang kemungkinan besar ampuh. Diat tahu cara ini dari beberapa teman taiwannya. Yah, mereka berkata kalau dia ingin melihat hantu dia harus makan - makanan yang disediakan untuk orang mati di 7 kuil dan dia harus pergi ke kuil tersebut pada waktu bulan purnama penuh. Kebetulan sekali di Taipei banyak sekali kuil - kuil dan dia merasa beruntung ada di sini. Tapi cara ini sangat mengandung resiko kata teman - temannya, kalau sudah mencoba cara ini dia tidak akan bisa kembali normal lagi, seumur hidupnya, dia akan bisa melihat hantu terus dan keselamatannya belum tentu terjamin. berbeda dengan terapi pada Eyang Subur. sewaktu - waktu kalau dia tidak kuat, dia bisa menghilangkan penglihatannya terhadap makhluk halus.

Tapi sepertinya keputusan Wibi ini sudah bulat, apapun yang terjadi dia sangat ingin lihat hantu - hantu itu dan dia juga capek dengan terapi - terapi karena butuh waktu yang sangat lama, belum lagi biayanya yang juga mahal. dan cara yang ini adalah sangat praktis dan mudah. Dia hanya perlu datang ke kuil pada saat bulan purnama, memakan sedikit makanan, dan hanya dilakukan 7 kali di kuil yang berbeda. Sangat mudah bukan?

Dia menceritakan keinginannya itu kepada Kiki dan Dian, kontan saja mereka berdua keberatan. "Jangan Bi, hidup cuma sekali, nikmati aja hidup yang sudah diberikan oleh Tuhan. Engga usah macem - macem." Pinta si Dian sewaktu mereka tengah makan siang di kantin kampus.
Si Wibi tetap kekeh dengan keinginannya, meski gelap hujan badai guntur cetar membahana, dia tetap ingin melihat hantu...
Si kiki pun juga tidak bisa berbuat apa - apa, anak pendiem ini pasti kalah adu argumen dengan Wibi yang sangat cerewet....

Bulan purnama ke - 1. Pukul 8.00 malam
Wibi, Dian dan Kiki janjian di depan kampus untuk pergi ke salah satu kuil di Taipei sebut saja namanya Taipei zoo. Eh eh, tunggu bentar... Taipei zoo kok seperti nama kebun binatang ya?, ganti nama, sebut saja namanya Taiepi 101...
 Kenapa guys? masih salah ya?
Ya sudah, sebut saja namanya SandaoTemple.

Mereka ke Sandao temple bertiga dengan menaiki sepeda U-Bike berwarna kuning. Yang tidak tahu, U-bike itu sepeda berbentuk U berwarna kuning yang disewakan...
Ini bentuknya
Taipei emang keren :D...

Nah, mereka bertiga menaiki U-Bike ke Sandao temple. Diperjalanan, roda sepeda Wibi bocor. Nah, salah satu pertanda buruk itu kata kiki. Tapi Wibi tetep kukuh dengan keinginannya. Karena sekali lagi, Taipei sangat keren, dia bisa menemukan sepeda U-bike lagi di MRT (Mass Rapid Transit) terdekat....

Sampai akhirnya, sekitar pukul 10.00 malam, mereka sampai ke kuil Sandao itu.
Yah, sebagaimana kuil yang ada di Taipei, beberapa kuil memiliki keunikannya masing - masing, susah juga untuk mendeskripsikannya. Jadi ini langsung aku tunjukkan gambarnya...


Di dalam kuil sudah sepi orang, jadi Wibi dengan leluasa mengambil makanan yang ada di dekat tempat persembahan. Wibi mengambil apel yang ada diatas tumpukan buah - buahan lain yang di tengahnya ada dupa panjang. Dia dengan mudahnya mengantongi satu apel tersebut dan kemudian berjalan keluar. Si Kiki dan Dian yang menunggu diluar hanya bisa menggelengkan kepala mereka saja melihat kelauan si Wibi.

Krauk krauk, Bunyi Apel yang digigit wibi selama perjalanan. Dia menghabiskan apel itu selama menaiki sepedanya kembali ke kampus.
Tidak ada sesuatu yang berbeda ketika dia telah selesai memakan apel itu, engga sesuatu bgt lah pokonya, tetep mainstream aja. Wibi agak sedikit kecewa, dia mengharapkan sesuatu hal aneh akan terjadi, tapi ternyata, nihil guys.
Kiki dan Dian mengucap syukur....

Bulan purnama selanjutnya wibi pergi ke kuil berikutnya. Tapi Kiki dan Dian tidak ikut, mereka sudah capek dengan kelakuan Wibi yang susah sekali diingatkan.
Sampai akhirnya Wibi berhasil memakan makanan di tujuh kuil.

Lalu apa yang selanjutnya terjadi??
Apakah Wibi akan menemukan cinta sejatinya?? *pertanyaan yg ini engga masuk deh kayaknya*
Apakah Wibi bisa melihat hantu??
Berikut Berita selanjutnya. hehe

Wibi ingin mencoba kemampuan barunya di salah satu kamar asrama kampus kamar xxx (nama disamarkan aja biar aman). Sebenarnya kamar itu sudah diberitakan berhantu sejak lama karena gosipnya ada yang meninggal dikamar itu, dan sekarang tidak ada yg berani menempati kamar itu. Sebenarnya Wibi sudah mencoba tidur di kamar itu sekali sewaktu dia belum menjalani ritual keliling kuil, 
tapi tidak ada apa - apa.
Jadi sebenernya dia enggan untuk mencoba lagi, tapi ya sutrah lah. Karena sampai saat ini dia belum bisa melihat hantu.

Malam itu di kamar xxx dia mencoba menginap sendirian, Tapi akhirnya dia ketemu kiki di Lift dan mengajaknya ikut menginap untuk membuktikan bahwa tidak ada apa - apa disitu. Dan akhirnya, Kiki pun setuju menemani Wibi. Kamar xxx itu layaknya kamar biasanya, terdiri dari 4 tempat tidur dimana tempat tidur itu berada diatas meja belajar kita, jadi kalau kita mau tidur, kita harus memanjat dulu tangga kayu. Dua kasur berjajar satu sama lain, artinya dua kasur di sisi kiri dan dua kasur di sisi kanan.
Yang bikin berbeda adalah kamar itu sangat kotor. Yah, asal tau aja kamar xxx itu sudah tidak ada penghuninya selama 2 tahun.

Dum...
Dum...
Dum...
Dum...

Suara keras itu membangunkan Wibi dari tidurnya dan anehnya lagi terjadi sesuatu di tubuh Wibi. Iya guys leher Wibi kesakitan. Dia merasa sangat haus, tenggorokannya kering, dia seperti memakan sesuatu yang sangat pahit yang belum pernah dia makan sebelumnya. Ditambah lagi, lehernya sangat sakit, dia merasa ada sesuatu yang mencekik lehernya, sakit sekali.

Dia membuka mata, dan suara dum dum itu hilang...
Dia mencoba membangunkan Kiki yang tidur ranjang sebelah kiri yang segaris dengan ranjang Wibi, tapi kiki sepertinya sangat pulas tertidur dengan sedikit mendengkur.

Tiba - tiba Wibi turun dari tempat tidurnya, mencari asal suara itu. Dia mendekatkan kepalanya ke lantai untuk mengetahui apakah suara itu dari lantai bawah.
Dan...
Dum.... suara itu ada lagi, dan Wibi pun tahu apa penyebabnya.
Sewaktu dia mendekatkan kepalanya ke lantai, kontan wajahnya menghadap ke ranjang di depannya.
Dan tiba - tiba ada orang terjatuh dari atas kasur itu, dengan kepala mencapai lantai dahulu.
Kejadian itu terjadi tidak hanya sekali, tapi berulang -ulang.
Kepala anak itu pecah dan berlumuran darah....

"Kiki. Tolong...." Wibi menjerit membangunkan Kiki, tapi suara Wibi tidak bisa keluar, dan rasa sakit itu masih ada di tenggorokan dan juga lehernya...
Tapi suara itu sudah hilang ketika dia menoleh ke Kiki.

"shēng shénme shì?"Jawab kiki dengan bahasa mandarin yang artinya ada apa?
Wibi kaget, dia tahu kiki tidak bisa bahasa mandarin...

"Eh Ki, kenapa ngomong mandarin?" tanya Wibi dengan bahasa Indonesia

"wǒ bù zhīdào nǐ shuō shénme (Aku engga tahu kamu ngomong apa??? tiba - tiba kiki tersenyum...

Sedetik kemudian, kepalanya putus dan jatuh kelantai. Tapi dia masih bisa tersenyum dan Wibi tahu, itu bukan Kiki, tapi wajah anak yang jatuh dari kasur tadi...

Wibi menjerit...
Tapi suaranya tetap tidak bisa keluar, dia berlari mendekati pintu...
Pintu itu tidak bisa dibuka....
Kepala itu menggelinding ke arah Wibi.
Wibi yang pasrah karena tidak bisa membuka pintunya kemudia menutup mata...

Dia sekuat mungkin menenangkan pikirinnya...
"Aku yang menginginkan semua ini terjadi, aku ingin melihat semua ini" Batin Wibi
"Sekarang aku sudah bisa melihatnya, aku harus kuat...
Aku harus berani, mereka lebih rendah derajatnya dari manusia.... Jadi apa yang aku takutkan...
Aku masih punya Tuhan"... Lanjut batinnya..

Dia membuka mata selebar lebarnya...
Tidak disangka, wajah hantu itu malah berada sangat dekat dengan wajah Wibi, hanya berupa kepala yang melayang dengan wajah yang penuh darah dan menyeringai ke arah Wibi...

Wibi tersentak kaget bukan main...
Dia membuka pintu itu sekuat tenaga dan akhirnya pintu itu terbuka...
Dia berlari menggedor pintu kamar sebelahnya, tapi tidak ada yang bangun...
Dia berlari menuju lift...
Sewaktu lift membuka, dia mengurungkan niatnya masuk lift, karena dia merasa akan ada kejadian aneh di lift itu....
Tapi tiba - tiba ada yang mendorongnya masuk lift itu, dan pintu lift menutup dengan sendirinya...

Wibi terjatuh di lift, dia melihat disekelilingnya ada asap dan bau gosong, seperti bau daging bakar.
Leher Wibi masih sakit,
Tiba - tiba dia melihat banyak orang - orang dengan kulit terbakar di sampingnya....
Dia berteriak...
Tapi suaranya tetap tidak bisa keluar...
Dia memencet tombol lift sambil memejamkan matanya...
Tubuhnya sangat kepanasan, dia seperti terbakar di lift itu...
Akhirnya dia bisa keluar lift...

Dia lari ke luar asramanya... Anehnya dia tidak menemukan ada seorangpun disana.... Sepi... Senyap...

Dia berteriak - teriak bak orang kesurupan, Tapi dengan leher yang masih sakit dan dia tidak bisa mengeluarkan suaranya....

Tiba - tiba banyak orang yang mengelilingi Wibi...
Lebih tepatnya itu semua hantu dengan muka rata....
Semuanya menghadap ke Wibi....
Wibi lari mencari batu untuk memukul besi didekatnya agar orang - orang mendengar...

Dong.... Dong....
Dia memukul mukulnya puluhan kali...
Akhirnya dua orang satpam kampus menghampirinya...

"Ada apa?" tanya salah satu satpam dengan tatapan aneh dengan bahasa mandarin.
satu satpam lain memegang bahu Wibi yang lemas...

"Saya melihat banyak hantu pak?" Jawab Wibi...
"Kamu ini aneh, engga ada apa apa kok?" sahut satpam yang memegang Wibi.

"Ayo ke kamarmu sekarang, kamu harus tidur lagi, jangan buat keributan di tengah malam buta" Lanjut satpamnya...

Wibi menjelaskan mati - matian peristiwa yang baru dia alami, dia juga menjelaskan tidak mau kembali ke kamar hantu itu... Dia juga menjelaskan bahwa lehernya masih sakit sampai saat ini...

Akhirnya kedua satpam tersebut membawa Wibi ke lounge salah satu asrama wanita yang baru ditutup setalah jam 2.00
Lounge itu sangat sepi, padahal biasa ramai meskipun tengah malam....
Penjaganyapun yang biasanya ada sekarang juga tidak ada.

Sampai disitu Wibi masih ngerasa ketakutan, dia masih meminta ditemani satpam tersebut...
"Makanya engga usah aneh - aneh ingin ngelihat hantu, ketakutan juga sekarang kan?" kata Satpam...

"Bagaimana Bapak bisa tahu? Aku belum cerita tetang hal itu?" tanya Wibi ketakutan

"Menurutmu, Kami ini siapa?" Tanya kedua satpam itu yang ternyata sudah berubah menjadi sangat menakutkan...

Wajahnya penuh luka sabetan benda tajam. Yang satunya, wajahnya penuh tembakan peluru,
darah berceceran kemana - mana...

Wibi sudah tidak bisa berteriak, yang bisa dia lakukan sekarang adalah menutup mata...
Dia sudah lemas sekali guys....
Dia mencoba melafalkan ayat alquran yang biasanya dia baca waktu sholat... Sia - sia...
Dia tidak bisa mengingat ayat - ayat itu....

Dia hanya mendekap dipojokan ruangan lounge....
dengan tubuh yang sangat lemas, tapi anehnya dia masih bisa terjaga, dia tidak pingsan...
Bahkan dia ingin secepat mungkin tidak sadarkan diri, tapi dia tidak bisa...

Selama beberapa jam dia di situ dengan dikelilingi suara - suara aneh.
Dia tetap memejamkan matanya...

Sampai akhirnya dia berpikir jernih, dia tahu seseorang yang bisa menyelamatkannya...
Orang itu dikenal sangat alim... Namanya Pak Git...
Dia tinggal di asrama mahasiswa yang berbeda dengan Wibi...

Dengan tetap memejamkan mata dia berjalan...
Dia menabrak sesuatu,....
Dia tidak bisa berpikir jernih waktu itu, entah yang ditabrak hantu, atau mungkin kursi.... Dia tetap berjalan...

Sampai akhirnya, dia tiba didepan pintu asrama. Pintu itu tidak bisa dibuka dari luar karena apabila kita mau masuk harus memakai kartu masuk yang hanya dipegang oleh orang - orang tinggal disitu...

Wibi tidak putus asa...
Dia mencari kamar Pak Git dari luar.
Dia tetap berjalan dengan menutup matanya...
Suara - suara aneh tetap bisa didengarnya....

Dia menggedor gedor semua jendela yang dilewatinya menuju kamar Pak Git. Dia memperkirakan berapa jendela kamar yang dia lewati...
Sekarang dia yakin, kamar didepannya adalah milik Pak Git...
Dia menggedor gedornya dengan keras....
Dan Pak Git mebuka jendelanya....

Dia kaget melihat Wibi yang sangat engga karuan,
Wibi membuka matanya. Dia lega melihat Pak Git...
Dan akhirnya Wibi pingsan...

Jam 8.00 Pagi...

Wibi terbangun di kamar Pak Git, banyak orang yang mengelilingya membacakan doa, termasuk kiki....
Di saat itu, Wibi merasa aman. Tenggorokannya juga tidak sakit lagi...

Dia menceritakan semua yang terjadi pada dirinya pada orang - orang yang berada di sekelilingnya...
Wibi menangis menyesali perbuatannya....

"Makanya engga usah main - main yang aneh, kena akibatnya kan kamu" kata orang yang ada dipojokan kamar...

Orang itu tinggi besar, dengan jenggot menjulai kebawah....
Dia melotot ke arah Wibi, dan tiba - tiba tenggorokan Wibi sakit lagi...

Wibi teriak sekencang kencangnya.... Pak Git tahu apa yang terjadi, dia mengambil kain hitam penutup mata dan menutup mata Wibi...

"Pak, apakah saya bisa sembuh?" tanya wibi ke Pak Git.
"Saya tahu apa yang terjadi sama kamu. Apabila tenggorokanmu terasa sakit, artinya kamu akan melihat hal hal yang tidak seharusnya kamu lihat"' jawab pak Git

"Jadi untuk sekarang ini lebih baik mata kamu ditutup dulu. Kamu harus rajin berdoa meminta petunjuk" lanjut Pak Git.

Hari -hari selanjutnya Wibi tetap menggunakan penutup matanya tersebut sampai dia merasa kuat dan sanggup untuk melihat hal - hal gaib di luar nalarnya.
Sering sekali tenggorokannya sakit, yang artinya pasti ada sesuatu di dekatnya.
Dan karena itu juga, dia semakin rajin berdoa...

-Pesan Moral-
Syukurilah apa yang kita punya sekarang. Makhluk gaib itu ada dan punya dunia sendiri - sendiri. Kita cukup meyakininya tanpa harus bisa melihatnya.

Nb: Cerita ini hanya fiktif dan hasil dari imaginasi saja...
kejadian, nama tokoh, waktu dan tempat, tidak ada kaitannya dengan apapun, siapapun, dan dimanapun. hehehe

Thanks for reading...
Jangan Lupa tinggalkan Komen Guys...

Read More >>

Like and Comment Di sini